Memburu mobil bekas punya trik sendiri. Tapi ada 10 hal yang berpotensi merugikan Anda saat berburu mobkas.
1. Terpaku pada penampilan luar
Tampilan luar memang melenakan. Acap kali konsumen terkecoh dengan hal ini. Mereka hanya melihat sampai pada poin ini semata tanpa memperhatikan faktor lainnya. Atau dengan kata lain hal ini tidak didukung kondisi mesin dan bagian lainnya.
Penampilan cantik bila tidak didukung performa mesin yang memadai sama juga bohong. Akibatnya, jangan harap bisa maksimal saat mengendarai mobil kesayangan Anda.
Potensi kerugian: Sedang hingga berat
2. Lupa test drive
Sebaiknya jangan acuhkan sesi ini. Selain bisa merasakan driving experience, pengendaraan mobil bisa Anda rasakan, terutama sistem suspensi. Mulai dari jalan rata hingga bergelombang sebisa mungkin Anda rasakan sensasinya.
Paling tidak, bila ada masalah pada kaki-kaki bisa diketahui saat test drive ini. Bila tidak, siap-siap merogoh kocek lebih dalam Rp 5–7 juta untuk merekondisi bagian ini.
Potensi kerugian: Sedang
3. Melihat di malam hari
Idealnya transaksi dilakukan pagi hingga sore hari. Namun beberapa konsumen kerap datang di malam hari. Padahal transaksi di malam hari punya potensi negatif bagi konsumen. Terlepas dari harga serta model mobil yang diincar.
Bukan tanpa alasan bila hal ini dipaksakan. Potensi kerusakan ringan seperti baret pada bodi hingga cukup besar terjadi akibat pengamatan Anda terbatas di malam hari. Parahnya, hal itu baru diketahui esok harinya. Kan sayang bila hal ini terjadi?
Potensi kerugian: Ringan hingga sedang
4. Tak mengecek keabsahan dokumen
Saking senangnya dapat mobil kesayangan hingga lupa menanyakan keabsahan dokumen kendaraannya ke pihak berwajib. Apalagi harganya lumayan murah sudah cocok. Wah hati-hati, bisa gawat tuh. Bukan apa-apa, potensi kerugian cukup besar bila mobil tersebut bermasalah, terutama berkenaan dengan dokumen.
Bisa-bisa, Anda dapat dituduh sebagai penadah mobil curian. Makanya, jangan abaikan keabsahan dokumen mobil tersebut. Bila perlu Anda, meminta bantuan kantor Samsat terdekat untuk mengecek kebenaran surat kendaraan tersebut. Atau ikuti saja layanan SMS yang sudah disediakan oleh beberapa daerah kepolisian.
Potensi kerugian: Berat
5. Tak tahu harga pasaran
Ketika sudah merasa sreg dengan mobil idaman, kadang harga yang ditawarkan tidak terlalu dipikirkan lagi. Singkatnya performa serta kebutuhan mobil sudah terpenuhi pada unit ini.
Padahal bila Anda lebih jeli dengan mengetahui harga pasaran. Banderol yang ditawarkan bisa lebih ditekan sesuai harga pasaran plus kondisi mobil tentunya. Setidaknya, Anda bisa berhemat beberapa juta rupiah ketimbang tidak mengetahui harga pasarannya. Toh, Anda bisa mencari tahu via iklan baris mobil, asuransi dan lainnya untuk hal ini.
Potensi kerugian: Ringan hingga sedang
6. Tidak memeriksa track record
Mengetahui track record kendaraan jelas memudahkan konsumen. Sayangnya, sebagian konsumen tak terlalu mengindahkan hal ini. Padahal dengan tahu riwayat perawatan tersebut, konsumen bisa mendapat gambaran karakteristik mobil. Mulai dari jadwal servis hingga masalah bisa diketahui dari sini.
Idealnya, memang, Anda tahu track record mobil yang diidamkan. Entah berkenaan mobil maupun pemiliknya. Sayangnya, hal itu terbilang jarang. Namun, setidaknya trek rekor dari bengkel bisa dijadikan acuan. Oleh sebab itu, tanyakan catatan tersebut pada penjualnya.
Potensi kerugian: Sedang
7. Tidak melibatkan “orang pintar”
Berburu mobil seken sendirian, sah-sah saja. Namun demikian second opinion dari orang-orang mengerti mobil juga jangan diabaikan. Bukan apa-apa, pendapat “orang pintar” bisa menjadi bahan pertimbangan kelayakan mobil tersebut atau harga yang ditawarkan. “Orang pintar” dalam kategori ini bisa mekanik, teman atau lainnya.
Potensi kerugian: Ringan hingga Sedang
8. Ikut-ikutan tren
Artinya, motivasi membeli mobil bukan karena kebutuhan Anda. Meski jarang, namun membeli lantaran ikut-ikutan tren pun berpotensi merugikan. Fungsi mobil lantas tidak bisa di-optimalkan sebagaimana mestinya. Padahal pemakaian serta perawatannya tetap membutukan dana. Bisa dibilang sia-sia.
Potensi kerugian: Ringan hingga sedang
9. Membeli mobil yang ditinggalkan ATPM-nya
Harga yang ditawarkan memang relatif murah. Hanya saja, untuk konsumen awam bakal kesulitan saat perawatan kelak. Pertama, bengkel rujukan yang direkomendasi relatif jarang bila hendak melakukan perawatan maupun perbaikan.
Kemudian tak kalah penting yakni ketersediaan onderdil baik slow maupun fast moving sulit didapat di pasaran. Akibatnya, jelas ke unit itu sendiri.
Potensi kerugian: Sedang
10. Terbuai harga murah
Jangan senang dulu, bila ada penjual meawarkan mobil dengan harga murah, bahkan jauh di bawah harga pasar. Bisa jadi hal ini dilakukan karena ada sesuatu yang melatarinya. Mulai dari bekas insiden hingga mobil curian bisa menjadi alasan itu. Oleh karena itu, Anda mesti jeli bila menghadapi kondisi seperti itu.
Namun demikian bila memang karena butuh uang (BU) dari penjual, Anda beruntung mendapatkannya. Asalkan kondisi mobil oke dengan yang harga menarik pula.
Potensi kerugian: Sedang hingga berat
Bobot penilaian potensi
Kami memberikan pembobotan potensi kerugian berdasarkan masalah yang muncul. Oleh karena tingkatan setiap aksi berbeda, kamipun memberikan boks penilaian sebagai berikut.
• Ringan: Potensi kerugian tidak terlalu merugikan konsumen. Kalaupun ada, hanya sebatas perbaikan minor.
• Sedang: Potensi antara ringan dan berat, namun tetap saja bisa merugikan konsumen secara finansial maupun effort.
• Berat: Sangat merugikan konsumen. Malah bisa-bisa potensi kerugian bisa senilai mobil itu sendiri.
source : www.autobildindonesia.com
No comments:
Post a Comment